Sejarah Lahirnya Mokodoludut Punu' Molantud Bolaang Mongondow

Para pemimpin kelompok yang tinggal di Gunung Bumbungon bermusyawarah membicarakan peningkatan  cara mencari nafkah, Pimpinan mereka antara lain Kueno dan Obayaow istrinya. Anak mereka bernama Damolie, oleh sebab itu Kueno biasa di panggil Ama' i lie dan Obayaow Ina' i lie (ayah dan ibu lie). Dibawah pimpinan Kueno dan Obayaow, rombongan itu berjalan menyusuri sungai ongkag dumoga untuk mencari ikan. Mereka tidak berhasil menangkap ikan,karena sungai itu baru saja surut dari banjir. Setelah beristirahat di tempat pertemuan sungai taraot dan sungai tumpa. Mereka melanjutkan perjalanan kembali ke arah hulu sungai tumpa. Di tengah perjalanan mereka menemukan sebuah batu besar, dan mereka beristirahat. Ama' lie memerintahkan teman-temannya mencari ikan di sana. Alat penangkap ikan itu bernama bobolit, terbuat dari anyaman bambu yang di bentangkan. Anggota rombongan lain mulai menyusuri sungai dari arah hulu ke arah penangkap ikan itu, agar ikan-ikan masuk ke dalamnya. Tapi usaha mereka terhalang karena di suangai itu banyak ranting kayu yang turut hanyut di bawah banjir. Ama' lie dan istrinya membersihkan timbunan ranting-ranting kayu itu . Tiba-tiba mereka terkejut melihat seekor burung bertubuh besar (dalam bahasa mongondow namanya duduk), terbang dari salah satu onggokan ranting kayu yang sedang hanyut. Mereka melihat sebuah benda seperti sebutir telur tergelatak di tengah onggokan ranting-ranting yang sedang hanyut itu. Telur itu agak besar dan lembek. Dengan sukacita mereka mengambil telur itu lalu di bawah pulang ke rumah. Telur itu di letakkan dalam sebuah bakul lalu di simpan diatas tempat yang agak tinggi. Ternyata yang mereka temukan menyerupai telur itu, bukan telur burung duduk, tetapi bayi yang lahir. Bayi itu masih terbungkus oleh selapu tipis yang belum robek . Kelahiran itu merupakan kelahiran yang tidak lazim. Ibu bayi itu bernama salamatiti, meletakan anaknya ke atas onggokan ranting kayu yang sedang hanyut. Bayi itulah yang ditemukan oleh Ama' lie dan kawan-kawannya.
     Saat itu musim hujan. suatu ketika, setelah hujan badai dan guntur bersambung kilat di gunung bumbungon meredah terdengarlah letusan yang sangat keras. Rupanya bunyi itu berasal dari selaput pembungkus bayi yang pecah. Orang-orang di sekitar gunung bumbungon datang berkerumun ingin melihat apa yang terjadi, dan ternyata dari telur itu lahirlah seorang bayi laki-laki. Beberapa orang Bogani berkunjung ke gunung bumbungon melihat bayi yang baru lahir itu. Mereka adalah punu' Gumoung dari Ginolantungan Bulumondow dari gunung polian, Damonigang dari Gunung Sinumolantaan.
Dalam usia dua bulan, bayi itu sakit-sakitan. Berita tentang sakitnya bayi itu di sampaikan kepada para Bogani, sehingga mereka pun berdatangan. Karena kelahiran bayi itu aneh dan  ukup menggeparkan maka bayi itu di namakan mokodoludut, artinya bunyi jejak kaki yang sedang berjalan. Para bogani yang berkumpul berusaha mengetahui penyebab penyakit mokodoludut, mereka melakukan cara khusus sesuai dengan kepercayaan mereka waktu itu, yaitu dengan modeangow,monontobut , mongasi ' , mopobondit , moyopa, dan lain lain. Setelah saling merembug mereka menyimpulkan bahwa bayi mokodoludut perlu di obati dengan cara,mongula mokitayuk  dan mokiaimbu mo uput. Mongula mokitayuk artinya mengobati dengan cara memandikan bayi itu. Mokiaimbu mouput adalaha menyanyikan lagu lagu setiap malam selama 40 hari berturut-turut. Untuk menyusui mokodoludut, di cari tiga orang inang pengasuh yaitu Dodina, Sipanggo dan nopa. Mereka bergiliran menyusui mokodoludut dari hari kehari.
Pada suatu hari, ketika mokodoludut tidur dalam buaian. Ina' lie dan Ama' lie melihat seekor burung duduk masuk kedalam rumah dan hinggap ke dalam gagang buaian. Ina lie' membiarkan sambil memperhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya . Ternyata burung itu masuk kedalam buaian, lalu mengembangkan sayapnya menutupi bayi yang sedang tidur . Tidak berapa lama, burung itu terbang keluar. Ina' lie melihat terbang keluar, secara bergantian hinggap pada 7 jenis cabang kayu,yaitu nunuk laian,dumalat,atul,lombugowon,moyonggo'sian,lomboit,kolintama. Peristiwa itu disampaikan oleh ina' lie dan ama' lie kepada orang-orang bogani. Mereka lalu menetapkan, bahwa ketika upacara monayuk  (memadikan), diambil dari ke 7 jenis ranting kayu yang dihinggapi burung itu , diikat lalu diletakkan di dalam air mandi dalam sebuah boku'  (penampungan air mandi dadi daun enau). Setelah upacara itu dilakukan, bayi itu makin hari makin sehat, setelah pengobatan dengan cara monayuk selesai, luka-luka yang ada pada tubuh bayi itu mulai sembuh. Pengobatan di lanjutkan dengan upacara mogaimbu, yaitu pada setiap malam orang-orang tua terutama laki-laki menyanyikan lagu-lagu tradisional seperti bondit, totampit, tolibag, tangkik, buyak , dan sebagainya. Lagu-lagu di nyanyikan semalam suntuk berturut turut sampai 40 malam. Beberapa tokoh terkenal dalam penciptaan lagu-lagu aimbu antara lain Ki abo' i linsawang,piantai, Ginoga , taligaya ,dan dolindimon. Sejak seluruh kegiatan pengobatan selesai di kerjakan, bayi mokodoludut nampak sehat dan mulai tumbuh subur.
Lagu-lagu yang di nyanyika Ama i Lie dan Ina i Lie saat membuai mokodoludut adalah :
Ki amalie notompunuk     : Ama Lie yang memeluk
Notakai kon lontu lanut    : diletakan dalam baku lanut
Pitu nosinggai no uput     : 7 hari berturut - turut
Dinongogmai nogolotup.  : terdengar bunyi meletus
Sinarap bo sinondudut.    : dicari ke sudut-sudut
Naanta umatbi' alus.        : Ternyata umat halus
Bobiak noyutu-yutuk.       : bertumbuh tumbuhnya kurus
Amongula mokitayuk.      : ingin di obati dengan monayuk
Na'a bo ain inaidan no uput   : setelah upacara ditutup
Tangoimu ing ki mokodoludut  : namamu adalah mokodoludut
Itulah sejarah singkat mengenai lahirnya salah satu Bogani Bolaang Mongondow yang bernama Mokodoludut,sekiranya sampai di sini dulu semoga bermanfaat dan tentunya terhibur.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Lahirnya Mokodoludut Punu' Molantud Bolaang Mongondow"